Senin, 27 Januari 2014

you could be my best friend, maybe?

Masih adakah kesempatanku tuk bisa berbincang denganmu? Back to the time when we were in a class waiting for English convo. We were in a group and a deskmate. You telling a story about--I forgot but I won't forget the way you tell me that story. Funny, a bit weird. Tepatnya konyol. Dan aku ingin itu terjadi lagi, hanya saat aku berdua denganmu.

Aku menyukaimu sejak kelas xi. Dan kau menyukainya sejak kelas xi. Aku bersamanya sejak awal kelas xii. Dan kau bersamanya sejak akhir semester 1 kelas xii. Aku masih menyukaimu hingga sekarang. Dan kau masih menyukainya hingga sakit hati olehnya sekarang. Aku masih bersamanya saat aku masih menyukaimu. I love you hard. Idk if it was love or just a lust. Fuck it.

Aku ingin kau bahagia. Aku ingin dia bahagia. Aku ingin setia padanya. Namun aku tak bisa memungkiri rasa ini. Tunggu, aku ingin kau bahagia, tetapi yang terjadi kau malah sakit hati. Namun kau masih berhubungan dengannya. Seperti yang telah kutuangkan, kau tahu ini hanya permainannya namun kau masih berenang di dalamnya. Ada dua pilihan: berenang melawan arus atau tenggelam. Ya memang awalnya kau berhasil melawan arus, tetapi cepat atau lambat kau pasti terseret arus dan tenggelam. Memang akhir permainannya begitu, pasti bakal tenggelam.

Yeah, the rest of your life really isn't my fucking business. But I deeply want to be with you, Mr. Silhouette. Til you drowning in her fake love. Til I feel tired and lonely. Then he came and take me.

»»  READMORE...

Sabtu, 04 Januari 2014

..dia yang lebih memilih kenyamanan dan kebutuhan

Mereka bersama? Bagaimana bisa, dia kan sudah punya yg disana? Oh.

Seketika pikiranku melayang disaat aku jatuh padamu. Sejak aku suka sekali menggambar siluetmu dari samping. Kemudian kujuluki kau Mr. Silhouette dan hanya aku yang tahu. Sejak kita sering menghabiskan waktu bersama karena hal yang menuntut kita untuk bersama. Walaupun sepertinya tak hanya aku yang jatuh padamu. Memang kau termasuk jejeran orang atas. Namun dirimu yang agak pemalu dan rendah hati itulah yang membuatmu apa adanya. Kau yang sudah berumur namun masih labil, agak kikuk namun keren itulah yang kusuka. Pribadimu seperti sobatku yang sama kerennya denganmu. Ya, aku masih jatuh padamu hingga sekarang. Til I've been taken by him--your bestie. Walaupun jelas-jelas kau tak menaruh rasa padaku karena aku tak termasuk tipemu dan hanya menganggapku one of your classmates. Yang orang-orang pikir; shes a loner, the hidden and forgotten one. Kalau boleh ngutip dari novel Let Go, "Kalau ada kupu-kupu yang terperangkap di sarang laba-laba, orang cenderung akan menolong kupu-kupu itu walaupun mungkin si laba-laba belum makan selama berhari-hari..Tapi gimana kalau yang terperangkap adalah ulat yang belum jadi kupu-kupu? Orang tetap nolong nggak? Padahal, keduanya sama. Di dunia ini, memang harus cantik supaya ditolong."

Tapi rasa itu masih ada. Entah karena kau yang memang masih berkeliaran di duniaku sehingga rasa ini tak kunjung pergi, atau diriku yang masih mengharapkanmu. Aku memang jahat. Jahat pada diriku sendiri dan pada dirinya yang telah kuambil hatinya. Tapi aku tak mampu memusnahkan rasa ini, aku menyukainya. Suka pada sensasi yang ditimbulkan ketika aku memandanginya, suka pada saat mendapatkan perhatiannya, suka caranya bercerita tentang banyak hal dengan ekspresi bodohnya, bahkan suka saat ia bersamanya. Sakit memang, namun aku pun menyukai hal itu. Kata Lady Antebellum sih, I'd rather hurt than feel nothing at all~

Tapi kemudian aku sadar, aku memutuskan untuk membiarkanmu mencari kebahagiaan di hidupmu dan membuatku harus meruntuhkan dinding untuk tak selamanya menjadi untouchable girl dan perlahan-lahan menjadi pribadi yang lebih ramah dan murah senyum pada orang lain, khususnya cowok. I was a dark and introvert girl, but I tried to be the other side though I feel like its not the real me.

Be more happy, more nice to guys, more active and care to the world and the other good thing my social life wanted to. But its hard, very hard. Sometime i get bored, I'm boring with those things. No, it happened all the time in my life. I've had nothing to be proud of and thats so tasteless. Yeah, i should be blessed of what god gave me. Family, besties, music--singer, bands and their amazing lyrics, classmates--though I get bullied most of the time, and my memories. Oke, ini harusnya berakhir dengan episode aku harus membiarkan dua orang yang bahagia namun dengan tujuan yang berbeda, tapi karena telah terjadi maka aku harus membahagiakan orang yang telah kuambil hatinya. Tarik nafas dalam-dalam dan lepaskan. Ini memang tak bisa dibiarkan tetapi akan menjadi lebih buruk bila aku mencampuri mereka. Tapi di sisi lain, aku kasihan padanya. Dia tahu jika itu hanya permainan belaka namun tetap berenang didalamnya.

Oh! Ternyata kau memang telah memilikinya sejak dulu. Memiliki rasa yang sama saat aku juga memilikinya padamu. Serasa terlepas dari pegangan, terhempas jatuh bebas. Just like when I was on the wall climbing and lost grip and fell down. Seperti saat aku pertama kali nyilet aka cut myself. Tak terasa pada awalnya, tapi pelan-pelan rasa perih itu muncul dan makin menjadi. Aku pun kapok nyilet. Namun berbeda dengan ini, like I said before. Aku menyukai sensasi itu, dan aku tak pernah kapok. Jadi sebenarnya aku sudah tak ada hak lagi. Mereka telah menemukan kebahagiaan satu sama lain.

Haruskah aku akhiri ini? Aku sebenarnya pun (masih) tak rela kau dengannya, dan agak marah ketika tahu ada udang dibalik batu. Tapi apa daya... hiks

And if you're wondering
I'm great
I'm stronger now but still
The same
My love for you it will
Remain
My friend.
Tonight Alive - The Other Side

itu lagu bikin nangis.

»»  READMORE...